Wednesday, October 28, 2009

THE LEGEND DI KOTAKU

Penceng

Nama Penceng mungkin tidak bisa dilepaskan begitu saja dari hiruk pikuk perkembangan kota Baturaja. Penceng tidak saja mengukir namanya menjadi menjadi bahan ledekan beberape generasi di kotaku, lebih dari itu ia menjadi kenangan buruk bagi anak-anak yang lahir di era 70/80-an.

Konon menurut orang-orang tua, sewaktu Penceng masuk ke kotaku dia sudah dalam keadaan gila, makanya dia disebut "penceng" yang dalam bahasa Jawa berarti miring. Kekhasan Penceng--yang semua anak-anak di era 70-an mengenalnya--adalah badannya yang penuh lilitan tali rafia dengan rambut panjang mengeras karena tidak pernah mandi. Tempatnya favoritnya adalah BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang waktu itu masih ada halamannya dan belum ada pos polisi seperti sekarang. Orang-orang di kotaku akan ketakutan kalau Penceng sudah beraksi di "simpang empat" jantung kotaku. Sebenarnya ia tidak akan mengganggu siapapun selagi mengamuk, sekuat-kuatnya ke aspal jalan membuat orang-orang yang lewat khawatir, terutama anak-anak sekolah.

Penceng tidak pernah mandi, itu yang mungkin menjadi pilihan hidupnya. Tapi ketika aku masih kelas 2 sekolah dasar (tahun 1979), di suatu kemarau yang cukup panjang, Penceng mandi di bawah Jembatan Ogan yang pada waktu itu sudah hampir kering. Ia telanjang! Tapi semua tali temalinya masih melekat di badannya. Waktu itu heboh bukan main. Anak-anak yang biasa bermain ban di musim "ugan kehing" mengerubuti Penceng. Mungkin inilah pornografi pertama hadir di kotaku secara terang-terangan. Bukan lewat video Yanto yang dikomersilkan beberapa tahun lalu di sebuah gang di Jalan Kapten sahrial itu.

Hampir tidak ada yang tahu kemana Penceng menghilang di kotaku setelah hampir lebih 10 tahun. Kata orang ia mati dan dibuang ke daerah Air Pao sebelum hutan itu dijadikan penjara tahun 1988 dan berkembang menjadi perumahan RSS seperti sekarang. Ada pula orang bilang ia tertabrak kereta api di daerah PT. Semen. Sulit membayangkan Penceng bermain hingga ke PT Semen, karena setahuku ia tidak beranjak dari Simpang Empat yang menjadi ruang sosial sekaligus ruang psikologisnya. Dan rumor paling banyak adalah penceng ikut kereta ke Tj. Karang dalam keadaan hamil. Entahlah, Penceng sudah menghilang bersama bau badannyan dari kotaku. Tapi kata-kata "Penceng kamu!" atau "dasar Penceng!" terus melekat menjadi umpatan entah sampai kapan.

(tulisan ini pernah menjadi diskusi di FB "alumni baturaja" dan dipublish di www.astagina.com 1998-2002. skrg providernya telah dicabut)

3 comments:

  1. http://singgahkudai.com/?p=70

    Apresiasi dari kami

    ReplyDelete
  2. hahaha Teringat Umak ku dulu galak nakut-nakuti aq waktu gi kecek...
    katenye "dek halak maen jauh ige.. kele di ade penceng"

    ReplyDelete
  3. ade satu kalimat yang selalu diingat oleh setiap sopir mobil yang parkir di pasar, dengan mengangkat batu di tangan penceng menakuti " SAYANG ACO SAYANG ATUS " maksudnya sayang kaca mobil apa sayang duit seratus, Kalo sudah dikasih duit seratus Penceng terus pergi

    ReplyDelete